Benar kata orang-orang tua dulu..
katanya,
"kalo suamimu marah, kamu diam saja.."
Tercengang melihat berita-berita kekerasan dalam rumah tangga di kotak ajaib (dibaca: TV)
Lebih tercengang lagi ketika kejadian itu terjadi di sekitar kita.
Seperti cerita saya berikut ini.
Konflik awal : Masih belum terlalu jelas
Penyebab pertengkaran : Suami marah, istri banyak bicara (membantah)
Kekerasan : Dipukul pake sapu, asbak kaca
Akibat :
- 4 gigi depan istri lepas, berdarah-darah, badan memar, tidak hanya meninggalkan luka fisik tetapi juga psikis.
- Ketiga anaknya jadi benci bapaknya, sampai sampai bilang tidak mau pulang ke rumah kalau masih ada bapaknya.
- Satu per satu tetangga sekeliling bercerita tentang kejadiannya dan saling bergosip (citra keharmonisan rumah tangga rusak)
- Dan tentunya sang suami sangat menyesali perbuatannya. (penyesalan selalu di belakang)
Apa yang seharusnya dilakukan istri?
- Bila suami marah atau memberi nasehat, sebaiknya diam. Diam bukan berarti dicuekin, ditinggalkan, atau dihiraukan, tetapi diam mendengarkan.
- Sabar, jangan sampe kepancing marahnya, jadinya malah marah-marah juga, bertengkar, jambak-jambakan, ngambil something to hit, dan selanjutnyaaa. T.T
- Gombal-gombal suaminya :D
Apa yang seharusnya dilakukan suami?
- Sabaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrr. Laki-laki memang cepat kepancing marahnya, tapi usahakan biar bisa sabaran.
- Thinking over carefully before saying or doing something ;) or thinking if that's happen to you! Daripada nanti menyesal :)
- Coba ingat-ingat waktu awal awal menikahnya, waktu masih senang-senangnya.. :)
- Atau kalo sudah punya anak, ingat" anaknya, mau kalo anaknya juga nanti mendapatkan perlakuan yang sama dari pasangannya?
- Ingat malu sama tetangga..
ya Allah ya Tuhan..
Semoga nanti diberi pendamping hidup yang baik hati..
Semoga juga nanti bisa jadi pendamping hidup yang baik hati..
Saling mengerti, Saling menghormati, Saling mengingatkan..
Aamiin :)
( hihihihihi kayak sudah mau nikah saja :D )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar