Sampai rumah, jam 5-an, langsung mandi. Di kamar mandi,
yuspia manggil-manggil..
Yuspia : mau
ikut tidak?
Saya : kemana?
Yuspia : mau k’
pergi beli raket.
Saya : sama bapak?
Yuspia : Iya.
Saya : Saya pi yang
antar, mau k’ juga beli buku.
Yuspia :
(pergi dulu bertanya) Sama mi bede’ bapak.
Habis mandi, pakean, pergilah kami ke toko buku. Di jalan
dapat musibah. :(
Kejadiannya seperti ini..
Di jalan vetran, bapakku mengemudi dengan lambat, dan
hati-hati seperti biasanya.
Tiba-tiba cinta datang kepadaku *eh salah, tiba-tiba
motor di kanan depanku weser dan langsung minggir ke kiri. *PRAAAAAAAAAAAAAKKKKKK..
Motorku menabrak motor tersebut dan jatuh. Bapak, adik saya pun jatuh, saya
tidak jatuh, tapi tadi berdiri dan seperti terlempar ke belakang dan mengenai
motor pengendara di belakangku yang lewat, untuk saya tidak jatuh, untung juga motor
itu tidak jatuh karena saya terbentur di motornya, pasti saya yang disalahkan..
Warga disana dan pengendara yang lewat pun membantu kami
ke pinggir. Semua yang liat ngaku kalo motor yang di depanku yang salah. Pas ditanya
apa penyebabnya, dia bilang mau menghindari polisi yang di depan, jadi langsung
minggir (memang seharian ini saya melihat gerombolan polisi di jalan).
Alih-alih mau menghindar dari polisi, akhirnya ketangkap juga, karena jarak
kita ke polisi itu juga dekat, jadi salah satu anggotanya datang dan menyelesaikan
perkara tersebut dengan pengendara motor tadi.
Meski tadi sempat marah sama orang itu, bapakku tidak
terlalu mau mau ngambil waktu dan marah-marah nda’ jelas, jadi dia pamit
pulang, dan orang tadi juga minta maaf, salaman sama bapakku.
Alhamdulillah, untung tidak ada yang luka.
*melanjutkan perjalanan :: suasana hening
*di toko :: suasana masih hening
*jalan pulang :: tetap hening..
*what I felt? WAS-WAS, TAKUT SAMPAI RUMAH DIMARAHI T_T
Sesampai rumah, saya langsung masuk kamar, trus
ditanya-tanya sama mamaku tentang kejadian tadi. Bapakku hanya cerita diluar
dengan tetanggaku. Saya kira sampai rumah saya dimarah-marahi, ternyata tidak.. Bapakku slalu sabar sama saya. :’(
Maaf kalau saya slalu menyusahkan, memang saya selalu
menyusahkan :’(
Maaf kalau saya tidak berani minta maaf secara langsung..
Bapak...
Tetap sabar sampai kapan pun..
Semoga suatu saat nanti bisa dapat pendamping yang
sabarnya seperti atau melebihi bapak :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar