Sejak
hari itu, sejak dia mengirimkanku pesan bahwa dia ingin mengakhiri hubungan
kami, aku tidak pernah lagi bertemu dengannya, bahkan suaranya pun tidak pernah
aku dengar lagi. Setiap aku melihat handphone-ku, aku coba untuk
menghubunginya, tapi sama saja, jawaban yang sama selalu aku dengar dari
operator. Membeli kartu baru, menghubunginya dari nomor teman-temanku,
nomor keluarga, mungkin saja nomorku disaring supaya tidak bisa menghubunginya,
tapi tetap tidak membuahkan hasil, ratusan sms pun sudah saya kirimkan, tapi
tidak mendpat balasan. Di jejaring sosial, semua akunku di unfriend, akunnya di
privasi, tidak bisa dicari. Di BBM, di delcont.
Kenapa
sampai sebegininya? Tidakkah kau ingat dulu, waku kita masih pacaran, atau
waktu sebelum kita pacaran, kamu selalu bilang, meski pun di dunia ini tidak
ada manusia yang sempurna, tapi akulah wanita paling sempurna di matamu.
Kenapa
tidak bicara baik-baik sama aku, kalau memang aku punya banyak kekurangan?
Mungkin saja dengan perlahan aku bisa mengubahnya, kamu bisa membantuku
mengubahnya, atau kalau memang tidak bisa berubah, itu terserah kamu,
setidaknya aku tahu alasan kamu meninggalkanku.
Tapi
bukannya kamu menyayangiku? Tidak maukah kamu melihatku jadi wanita yang lebih
baik? Tidak senangkah kamu bila bisa melihat wanita yang kau sayangi jadi lebih
baik karena bimbinganmu?
Eh, aku
ingat satu lagi. Dulu kamu pernah bilang, kalau misalnya suatu saat nanti kita
harus berpisah, (hanya misalnya, sebenarnya aku tidak ingin kita berpisah),
kita ahrus tetap jadi teman yang baik, ceritakan padaku tentang pasanganmu, aku
juga begitu. Kamu berjanji itu.
Selama
ini, aku sudah banyak bersabar. Selama ini aku sudah banyak mengalah. Selama
ini, aku rela berbuat apa saja demi untuk membuat dia tersenyum, tertawa,
bahagia. Bukannya aku mau bilang aku sudah melakukan segalanya untuk dia,
TIDAK, sama sekali tidak. Aku sadar, mungkin masih banyak hal yang dia inginkan
tapi tidak bisa aku lakukan. Maafkan aku yang serba keterbatasan ini. Maafkan
aku yang tidak bisa memenuhi semua keinginanmu.
TAPI AKU TIDAK TERIMA
KAMU PUTUSKAN AKU BEGITU SAJA TANPA ADA ALASAN!!!!!!!!!!!
Aku tidak tinggal diam, aku mencoba untuk terus mencarinya. Aku mencarinya ke
kampusnya, menanyakannya pada teman-temannya, tapi teman-temannya bungkam.
Mereka hanya bilang dia tidak pernah masuk kampus. Setiap hari, sepulang
kuliah, aku diam-diam menunggu di parkiran kampusnya, tempat dimana dia biasa
parkir. Empat hari aku menunggu di parkiran yang sama, tapi aku tidak pernah
melihatnya. Tapi aku tidak pernah putus asa, keesokan harinya aku datang ke
tempat itu lagi. Sejam, dua jam menunggu, rasanya sangat letih. Bukan letih
hanya karena letih berdiri berjam-jam, tapi juga letih karena kepalaku yang 6
hari ini masih pening gara-gara menangis setiap aku mengingat kenangan kami,
memandang foto-foto kami dan setiap aku membaca sms dan chat kami yang dulu.
Kenapa gara-gara putus cinta ini aku harus
menghilangkan rasa malu aku? Aku tidak malu lagi menangis di depan banyak orang,
menangis di depan teman-temanku, menangis di dalam kamar, menangis di jalanan
sambil mengendarai motor, dan menangis di depan tukang parkir tempat aku
menunggunya.
Sudah
jam 5, perkuliahan sudah selesai, mahasiswa sudah pada pulang, hanya satu dua motor
lagi yang tersisa. Aku memutuskan untuk pulang. Di jalan, aku kepikiran untuk
menemuinya di rumahnya. Tinggal satu belokan lagi, aku sudah sampai di
rumahnya. Motorku terus berjalan, dan berhenti tepat di depan rumahnya. Aku
masuk ke dalam warung untuk membeli minum, sambil melihat ke rumahnya dan
kembali melaju dengan motorku. Sepertinya di rumahnya tidak ada orang. Masih
dengan perasaan galau kembali ke rumah, tambah galau melihat kamar yang
berantakan.
Keesokan
harinya dapat tugas dari dosen, aku dan teman-teman pergi ke toko buku membeli
buku yang ditugaskan. Sebelum ke toko buku, kami mampir dulu di cinema 21,
setelah membeli tiket, kami mencari tempat duduk. Kami berjalan dan aku
melihatnya. Aku melihat dia, mantan kekasihku, mantan kekasih yang
meninggalkanku begitu saja.
Aku dan
teman-temanku dengan sengaja berjalan menuju ke arahnya. Aku berhenti, dia
berhenti. Dia melihatku, aku melihatnya, kami bertatapan. Aku tersenyum tapi
dia tidak membalas senyumku. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun
sebelum berlalu meninggalkanku sambil menggandeng tangan wanita disampingnya.
Dia
tidak tahu, begitu susahnya aku mengembangkan senyum untuknya. Lagi dan lagi
itu hanya senyum palsu yang tidak berarti aku senang.
Aku
sekarang tahu, ternyata dia sudah punya kekasih baru. Itu alasannya dia
meninggalkanku. Tapi aku yakin, dia masih mencintaiku. Tapi, aku harus mengalah
(again). Sekarang dia sudah punya kekasih baru, dan aku juga hanya mantannya,
aku sudah tidak punya hak atas dirinya. Meskipun sangat susah melakukan itu,
tapi saya akan berusaha mengembalikan senyumku yang dulu, sama seperti sebelum
aku mengenalnya.
Buat
kamu, buat kekasih barunya mantan kekasihku, aku titip amanah buat kamu..
Kamu sayang dia, sabar
ngadepin dia, buat dia selalu tersenyum, buat dia bahagia, buat dia bisa
menjadikanmu yang terakhir di hidupnya, jangan sampai kamu sakit hati juga
karenanya.
Sayang dia ya cantik...
:’) :’) :’)
Mantan kekasihku,
Aku membencimu..
Tapi aku masih mencintaimu..
hikksss
BalasHapus