Music

Sabtu, 02 Februari 2013

I Knew the Reason

 Sejak hari itu, sejak dia mengirimkanku pesan bahwa dia ingin mengakhiri hubungan kami, aku tidak pernah lagi bertemu dengannya, bahkan suaranya pun tidak pernah aku dengar lagi. Setiap aku melihat handphone-ku, aku coba untuk menghubunginya, tapi sama saja, jawaban yang sama selalu aku dengar dari operator.  Membeli kartu baru, menghubunginya dari nomor teman-temanku, nomor keluarga, mungkin saja nomorku disaring supaya tidak bisa menghubunginya, tapi tetap tidak membuahkan hasil, ratusan sms pun sudah saya kirimkan, tapi tidak mendpat balasan. Di jejaring sosial, semua akunku di unfriend, akunnya di privasi, tidak bisa dicari. Di BBM, di delcont.

Kenapa sampai sebegininya? Tidakkah kau ingat dulu, waku kita masih pacaran, atau waktu sebelum kita pacaran, kamu selalu bilang, meski pun di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, tapi akulah wanita paling sempurna di matamu.

 Kenapa tidak bicara baik-baik sama aku, kalau memang aku punya banyak kekurangan? Mungkin saja dengan perlahan aku bisa mengubahnya, kamu bisa membantuku mengubahnya, atau kalau memang tidak bisa berubah, itu terserah kamu, setidaknya aku tahu alasan kamu meninggalkanku.


Tapi bukannya kamu menyayangiku? Tidak maukah kamu melihatku jadi wanita yang lebih baik? Tidak senangkah kamu bila bisa melihat wanita yang kau sayangi jadi lebih baik karena bimbinganmu?

Eh, aku ingat satu lagi. Dulu kamu pernah bilang, kalau misalnya suatu saat nanti kita harus berpisah, (hanya misalnya, sebenarnya aku tidak ingin kita berpisah), kita ahrus tetap jadi teman yang baik, ceritakan padaku tentang pasanganmu, aku juga begitu. Kamu berjanji itu.

Selama ini, aku sudah banyak bersabar. Selama ini aku sudah banyak mengalah. Selama ini, aku rela berbuat apa saja demi untuk membuat dia tersenyum, tertawa, bahagia. Bukannya aku mau bilang aku sudah melakukan segalanya untuk dia, TIDAK, sama sekali tidak. Aku sadar, mungkin masih banyak hal yang dia inginkan tapi tidak bisa aku lakukan. Maafkan aku yang serba keterbatasan ini. Maafkan aku yang tidak bisa memenuhi semua keinginanmu.

TAPI AKU TIDAK TERIMA KAMU PUTUSKAN AKU BEGITU SAJA TANPA ADA ALASAN!!!!!!!!!!!

       Aku tidak tinggal diam, aku mencoba untuk terus mencarinya. Aku mencarinya ke kampusnya, menanyakannya pada teman-temannya, tapi teman-temannya bungkam. Mereka hanya bilang dia tidak pernah masuk kampus. Setiap hari, sepulang kuliah, aku diam-diam menunggu di parkiran kampusnya, tempat dimana dia biasa parkir. Empat hari aku menunggu di parkiran yang sama, tapi aku tidak pernah melihatnya. Tapi aku tidak pernah putus asa, keesokan harinya aku datang ke tempat itu lagi. Sejam, dua jam menunggu, rasanya sangat letih. Bukan letih hanya karena letih berdiri berjam-jam, tapi juga letih karena kepalaku yang 6 hari ini masih pening gara-gara menangis setiap aku mengingat kenangan kami, memandang foto-foto kami dan setiap aku membaca sms dan chat kami yang dulu.

Kenapa gara-gara putus cinta ini aku harus menghilangkan rasa malu aku? Aku tidak malu lagi menangis di depan banyak orang, menangis di depan teman-temanku, menangis di dalam kamar, menangis di jalanan sambil mengendarai motor, dan menangis di depan tukang parkir tempat aku menunggunya.

Sudah jam 5, perkuliahan sudah selesai, mahasiswa sudah pada pulang, hanya satu dua motor lagi yang tersisa. Aku memutuskan untuk pulang. Di jalan, aku kepikiran untuk menemuinya di rumahnya. Tinggal satu belokan lagi, aku sudah sampai di rumahnya. Motorku terus berjalan, dan berhenti tepat di depan rumahnya. Aku masuk ke dalam warung untuk membeli minum, sambil melihat ke rumahnya dan kembali melaju dengan motorku. Sepertinya di rumahnya tidak ada orang. Masih dengan perasaan galau kembali ke rumah, tambah galau melihat kamar yang berantakan.

Keesokan harinya dapat tugas dari dosen, aku dan teman-teman pergi ke toko buku membeli buku yang ditugaskan. Sebelum ke toko buku, kami mampir dulu di cinema 21, setelah membeli tiket, kami mencari tempat duduk. Kami berjalan dan aku melihatnya. Aku melihat dia, mantan kekasihku, mantan kekasih yang meninggalkanku begitu saja.

Aku dan teman-temanku dengan sengaja berjalan menuju ke arahnya. Aku berhenti, dia berhenti. Dia melihatku, aku melihatnya, kami bertatapan. Aku tersenyum tapi dia tidak membalas senyumku. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun sebelum berlalu meninggalkanku sambil menggandeng tangan wanita disampingnya.

Dia tidak tahu, begitu susahnya aku mengembangkan senyum untuknya. Lagi dan lagi itu hanya senyum palsu yang tidak berarti aku senang.

Aku sekarang tahu, ternyata dia sudah punya kekasih baru. Itu alasannya dia meninggalkanku. Tapi aku yakin, dia masih mencintaiku. Tapi, aku harus mengalah (again). Sekarang dia sudah punya kekasih baru, dan aku juga hanya mantannya, aku sudah tidak punya hak atas dirinya. Meskipun sangat susah melakukan itu, tapi saya akan berusaha mengembalikan senyumku yang dulu, sama seperti sebelum aku mengenalnya.

Buat kamu, buat kekasih barunya mantan kekasihku, aku titip amanah buat kamu..
Kamu sayang dia, sabar ngadepin dia, buat dia selalu tersenyum, buat dia bahagia, buat dia bisa menjadikanmu yang terakhir di hidupnya, jangan sampai kamu sakit hati juga karenanya. 
Sayang dia ya cantik... :’) :’) :’)

Mantan kekasihku,
Aku membencimu..
Tapi aku masih mencintaimu..

1 komentar: